
ilustrasi - Kompas.com
Oxomedia, Jakarta – Jelang Reshuffle Kabinet, Beredar Nama Enam Menteri Baru Selain Tri Rismaharini, calon kuat menteri adalah Wahyu Trenggono, Budi Gunadi, M. Lutfi, Yahya Staquf, dan Sandiaga Uno. Waktu reshuffle pekan ini bisa mundur karena belum semua pihak bersepakat.
Jika tak ada aral melintang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan melakukan perombakan kabinet pada pertengahan pekan ini. Selain mengisi dua kursi menteri yang kosong, reshuffle tersebut juga bakal mengganti sejumlah menteri. Beberapa nama yang beredar menjadi calon kuat menteri maupun wakil menteri baru, dikabarkan sudah dipanggil ke Istana.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, pemanggilan para calon menteri tersebut ke Istana berlangsung pada pekan lalu. “Beberapa nama sudah bertemu melalui Pak Pratikno (Menteri Sekretaris Negara) sepanjang pekan lalu,” kata seorang sumber di partai politik, Minggu (20/12).
Dua nama yang menjadi kandidat kuat menteri baru adalah Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono. Risma, walikota yang akan segera mengakhiri jabatannya pasca-hasil pilkada serentak 9 Desember lalu, disorongkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kepada Presiden untuk menduduki kursi Menteri Sosial.
Kursi Menteri Sosial kosong setelah Juliari Batubara mundur dari jabatannya. Politisi PDIP tersebut mundur karena menyandang status tersangka kasus dugaan korupsi penyaluran bantuan sosial (bansos). Adapun, kursi Menteri Kelautan dan Perikanan yang ditinggalkan Edhy Prabowo karena menyandang status tersangka kasus dugaan korupsi ekspor benur, akan ditempati oleh Trenggono.
Wakil Menteri Pertahanan saat ini tersebut dikenal dekat dengan Jokowi dan pernah menjadi Bendahara Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf Amin pada pemilihan presiden tahun 2019 lalu.
Pengganti Wakil Menteri Pertahanan kabarnya juga sudah disiapkan. Letnan Jenderal TNI Muhammad Herindra, Kepala Staf Umum TNI saat ini, disebut-sebut akan mendampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Sementara itu, satu kursi menteri yang kosong tetap dialokasikan untuk Partai Gerindra. “Tidak ada partai politik yang berkurang kursinya di kabinet,” kata seorang sumber.
Beberapa Perlu Evaluasi Sementara itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan beberapa kursi pembantu Presiden memang layak dievaluasi. Hal ini terkait kinerja mereka dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan dampaknya.
Salah satu yang disinggung adalah Terawan yang seharusnya bisa menjadi panglima utama dalam menghadapi pandemi namun malah disibukkan dengan koordinasi internal. Trubus juga menyoroti Terawan yang kerap telat merespons kebijakan. “Seperti kebijakan rapid test itu akhirnya harganya diatur, tapi setelah masyarakat babak belur,” katanya. Posisi lain yang menjadi sorotan adalah Menteri Ketenagakerjaan yang saat ini diisi Ida Fauziyah. Dia menganggap kemampuan komunikasi politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut kurang mempuni sehingga terjadi demonstrasi berulang menolak UU Cipta Kerja.
Trubus juga menganggap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim juga patut mendapat evaluasi lantaran sekolah online yang sempat menuai polemik. Nama lain yang menurutnya patur mendapatkan sorotan adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama. “Seharusnya banyak gebrakan dalam pariwisata, apalagi sudah banyak pekerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK),” kata Trubus. Meski demikian, pengamat politik menganggap reshuffle kali ini tak akan mudah untuk Jokowi.
Pasalnya mantan Wali Kota Solo tersebut harus memastikan koalisi tetap seimbang. Sedangkan di sisi lain partai politik mulai menatap pesta politik 2024. “Tantangannya berbeda, Jokowi tak hanya harus mengisi kabinet dengan sosok yang lebih (kompeten) tapi memastikan keseimbangan ini,” kata Arif Susanto, analis dari Exposit Strategic.
Meski demikian, Arif menganggap akhir tahun atau awal 2021 masih menjadi waktu ideal melakukan perombakan. Apalagi ada kepentingan untuk segera menambal posisi yang ditinggalkan Juliari dan Edhy Prabowo. Terkait latar belakang calon Menteri, Arif hanya berharap sosok tersebut memiliki tiga hal. Pertama adalah kompetensi, kedua berintegritas, dan ketiga loyal kepada Presiden. “Karena kalau tidak, reshuffle bisa saja terjadi berulang dan tidak akan sehat buat stabilitas pemerintahan,” katanya. (Katadata)