
Grup Musik Lebah Begantong
Oxomedia, Medan– Di awal tahun 2017, melalui Gerakan Boemi Poetera yang dipelopori Tengku Zainuddin terbentuklah Grup Musik Orkes Melayu Lebah Begantong. Meski latar belakang personilnya dari etnis yang berbeda, Lebah Begantong terus konsisten mensyiarkan budaya Melayu melalui musik.
Najibullah Lubis, salah seorang Vokalis Grup Lebah Begantong menceritakan pada kami perjalanan grup musik yang lagunya sempat viral di media sosial dan digunakan sebagai media kampanye salah satu Paslon pada perhelatan Pilkada Kota Medan yang belum lama usai itu.
“Bang Ajir Leo, anggotanya bang Tengku Zainuddin yang mengumpulkan kami. Waktu itu kami masih lajang semua, kami menjalaninya untuk senang-senang dan mengasah bakat saja, seminggu sekali tampil di Kedai Sri Lela Manja yang dikelola bang Tengku,” ujar Najib.
Najib bercerita, dalam sebuah momen Peringatan HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2017 mereka mengumpulkan anak-anak pecinta Alam di Bumi Perkemahan Sibolangit, menghibur tanpa dibayar.
“Bahkan kami mengumpulkan uang pribadi untuk acara itu, tujuannya syiar budaya,” ungkap Najib yang pernah berpredikat penyanyi Melayu terbaik se Kabupaten Deli Serdang dalam sebuah ajang.
Najib yang memulai karir profesionalnya sebagai penyanyi Orkes Melayu sejak 2011 itu mengatakan, pentingnya syiar budaya di kalangan anak muda agar warisan moyang itu kita tidak lenyap tergerus zaman.
“Apalagi syair-syair dalam lagu Melayu itu seringnya syarat akan pesan moral sekalipun dibawakan dengan jenaka,” katanya.
Ketika ditanya, apakah menjadi musisi Orkes Melayu dapat memberikan kehidupan yang layak, Najib mantap menjawab bahwa dirinya yakin musik Melayu dapat dijadikan mata pencarian dan mestinya anak muda tidak perlu takut menggantungkan hidup dari budaya khususnya musik Melayu.
Grup Musik Orkes Melayu Lebah Begantong memiliki personil lengkap 10 orang, selain Najib pada vokal ada pula Sadikin yang tiga kali juara 1 Bintang Vokalis Lagu Kasidah tingkat nasional, Fahri yang dua kali Juara 1 Vokalis Lagu Kasidah tingkat nasional, Eva Gusmala yang sering bernyanyi di negeri jiran Malaysia, Jamal pada akordion dan Iyung pada gendang yang turut menjadi pengiring festival serampang 12 di Taman Mini Indonesia Indah, Kiki Asmara pada Keyboard yang sering tampil di acara musik TV nasional, Arif pada gitar yang juga perajin alat musik gambus, Aseng pada perkusi, Angki pada drum yang juga dosen musik di Unimed dan Kiki pada biola yang juga guru musik di sekolah Pancabudi.
Viral dan Cita-cita Ke Depan
Grup musik Lebah Begantong yang lagunya sempat viral dalam hiruk pikuk Pilkada Kota Medan 2020 lalu itu mengaku kebanjiran tawaran membuat lagu untuk beberapa pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung.
“Iya, meski kalah itu menyedihkan, haha.. tapi pengalaman ini sangat berharga bagi kami, tawaran membuat lagu datang diantaranya dari Paslon di Labuhan Batu, Binjai dan Bengkalis,” ungkap Najibullah Lubis.
Ke depan, Najib berharap grup musik yang sudah dianggapnya sebagai rumah dan keluarga itu dapat terus eksis hingga ke level internasional.
“Cita-cita, kalau aku sederhana saja. Kami semua hidup sejahtera, ga perlu kaya raya asal cukup, bisa tinggal satu komplek perumahan dan persaudaraan ini terus berlanjut sampai ke anak cucu,” tukasnya.
Disinggung soal perhatian pemerintah daerah pada seniman khususnya budaya Melayu, Najib mengatakan perhatian sudah ada tapi belum banyak.
“Saya titip pesan, supaya pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib para musisi Melayu yang sudah tua, yang di masa mudanya pernah mengharumkan nama Medan dan Sumatera Utara,” katanya.
Bagi Najib dan kawan-kawannya di Lebah Begantong, musik Melayu adalah ruh dalam jiwa mereka yang tidak dapat dilepaskan hingga akhir hayat. (TIM)